KESETIAAN SEEKOR ANJING
Suatu hari hidup seorang kakek yang hidup hanya dengan istrinya, kakek itu bernama Bahri. Suatu hari saat kakek Bahri sedang berjalan pulang dia melihat seekor anjing kecil yang terlantar dijalanan. ketika kakek Bahri mendekati anjing malang tersebut dan membawanya pulang, sesampainya dirumah istri kakek Bahri yang bernama nenek Sri membuka pintu. Saat nenek Sri membuka pintu dan melihat suaminya membawa anjing malang tersebut perasaan nenek sri tersbut menjadi buruk. Keesokan harinya kakek Bahri sengaja tidak bekerja hanya untuk mengobati anjing malang tersebut, melihat kakek Bahri yang tidak bekerja nenek Sri pun marah kepada kakek bahri lalu nenek sri berkata
Nenek sri: “pak kenapa bapak tidak bekerja?”
Kakek Bahri: “Bapak sengaja tidak bekerja untuk mengobati anjing malang ini.”
Nenek Sri: “Kalau bapak hari ini tidak bekerja bagaimana kita bisa makan?”
Kakek Bahri: “Kan singkong dibelakang masih ada, hari ini kita makan singkong dulu saja.”
Nenek Sri: “Dasar anjing pembawa sial” dengan nada yang sangat marah
kakek bahri: “Bu jangan bicara begitu ini anjing juga ciptaan tuhan.” dengan nada marah
Kakek Bahri: “Bapak sengaja tidak bekerja untuk mengobati anjing malang ini.”
Nenek Sri: “Kalau bapak hari ini tidak bekerja bagaimana kita bisa makan?”
Kakek Bahri: “Kan singkong dibelakang masih ada, hari ini kita makan singkong dulu saja.”
Nenek Sri: “Dasar anjing pembawa sial” dengan nada yang sangat marah
kakek bahri: “Bu jangan bicara begitu ini anjing juga ciptaan tuhan.” dengan nada marah
Suatu hari saat kakek bahri ingin membeli sesuatu diwarung anjing itu menggonggong, lalu kakek bahri berkata
Kakek bahri: “Kenapa anjing itu terus menggonggong?” tanyanya
ternyata maksud anjing tersebut menggonggong adalah akan ada tamu yang akan datang kerumah kakek bahri.
Kakek bahri: “Kenapa anjing itu terus menggonggong?” tanyanya
ternyata maksud anjing tersebut menggonggong adalah akan ada tamu yang akan datang kerumah kakek bahri.
Karena merasa kesal anjing tersebut mendatangi warung yang kakek bahri tuju, ternyata anjing tersebut tidak menemukan kakek bahri, anjing tersebut hanya menemukan sandalnya, karena merasa sakit hati gonggongannya tidak didengar kakek bahri akhirnya anjing tersebut mengambil salah satu sendal kakek bahri.
Saat kakek bahri hendak pulang dia heran dan berkata,
Kakek Bahri: “kenapa sandalku tidak ada sebelah?” terheran-heran
lalu kakek bahri pulang hanya dengan sandal sebelah. Saat sampai dirumah ternyata sandalnya sudah ada dihalaman depan rumahnya dan ada gigitan anjing, kakek bahri lalu sadar kenapa anjing ini mengambil sandalku, mungkin dia sakit hati karena dia tadi sudah menggonggong aku tidak mendengarnya.
Kakek Bahri: “kenapa sandalku tidak ada sebelah?” terheran-heran
lalu kakek bahri pulang hanya dengan sandal sebelah. Saat sampai dirumah ternyata sandalnya sudah ada dihalaman depan rumahnya dan ada gigitan anjing, kakek bahri lalu sadar kenapa anjing ini mengambil sandalku, mungkin dia sakit hati karena dia tadi sudah menggonggong aku tidak mendengarnya.
Keesokan harinya nenek sri berjalan menuju pasar tapi anjing peliharaannya tersebut mengikutinya, sesampainya dipasar dia terus dipandangi oleh orang-orang dipasar dengan pandangan yang aneh. Saat dia sampai ditukang sayur lalu tukang sayurpun berkata kepada nenek sri
Tukang sayur: “Bu anjing siapa itu?” terheran-herana
Nenek sri: “Saya tidak tahu bang.” dengan perasaan malu
Mendengar perkataan nenek sri anjing tersebut pergi karena sakit hati. Lalu sesampainya dirumah kakek bahri berkata kepada nenek
kakek bahri: “Bu si jackie kemana?, bapak tidak melihat dia dari tadi?
Nenek sri: “Ibu tidak tahu kemana dia.” sambil menyembunyikan sesuatu.
Nenek sri: “Saya tidak tahu bang.” dengan perasaan malu
Mendengar perkataan nenek sri anjing tersebut pergi karena sakit hati. Lalu sesampainya dirumah kakek bahri berkata kepada nenek
kakek bahri: “Bu si jackie kemana?, bapak tidak melihat dia dari tadi?
Nenek sri: “Ibu tidak tahu kemana dia.” sambil menyembunyikan sesuatu.
Kakek bahri setiap hari terus mencari anjing tersebut tetapi tidak pernah ketemu.
Karena putus asa kakek bahri setiap harinya terus sedih karena anjing yang sangat disayanginya pergi entah kemana.
Karena putus asa kakek bahri setiap harinya terus sedih karena anjing yang sangat disayanginya pergi entah kemana.
Melhat keadaan suaminya yang terus memburuk nenek sri pun mencoba untuk jujur kepada kakek bahri.
Nenek Sri: “Pak sebenarna aku tahu dimana si jackie?”
Kakek bahri: “Dimana bu?” dengan mata yang berkaca-kaca
Nenek sri: “beberapa hari yang lalu ibu pergi kepasar saat diperjalanan ibu diikuti oleh si jackie, saat ibu sedang membeli sayur tiba-tiba tukng sayur itu berkata kepada ibu, tukang sayur itu menanyakan pemilik anjing tersebut, lalu ibu menjawab saya tidak tahu.
kakek bahri: “Jadi ibu tidak mengangap jackie?” dengan marah
Nenek sri: “Ibu malu karena dipasar banyak yang memandangi ibu dengan pandangan yang aneh.
Nenek Sri: “Pak sebenarna aku tahu dimana si jackie?”
Kakek bahri: “Dimana bu?” dengan mata yang berkaca-kaca
Nenek sri: “beberapa hari yang lalu ibu pergi kepasar saat diperjalanan ibu diikuti oleh si jackie, saat ibu sedang membeli sayur tiba-tiba tukng sayur itu berkata kepada ibu, tukang sayur itu menanyakan pemilik anjing tersebut, lalu ibu menjawab saya tidak tahu.
kakek bahri: “Jadi ibu tidak mengangap jackie?” dengan marah
Nenek sri: “Ibu malu karena dipasar banyak yang memandangi ibu dengan pandangan yang aneh.
Saat mereka sedang berbicara, terdengar suara lolongan anjing dari luar rumah. Merekapun dengan cepat keluar rumah dan benar saja suara lolongan anjing tersebut adalah si jackie. Melihat si jackie nenek sri dengan rasa bersalah meminta maaf kepada si jackie dan kakek bahri berpesan kepada nenek sri agar tidak berkata seperti itu lagi.
Akhirnya mereka semua menjadi keluarga yang bahagia walaupun kakek bahri dan nenek sri tidak mempunyai anak, karena dengan keberadaan si jackie sudah cukup untuk mengobati perasaan mereka untuk mempunyai anak.
0 Komentar