tentang KESOMBONGAN

KESOMBONGAN

"Letakkan kedua tangan kalian di dada kalian masing-masing!" seorang trainer memulai instruksinya.
"Letakkan, trus, dan rapat hingga kalian merasakan detak jantung kalian masing-masing!" lanjut beliau.
Aku pun menuruti kata-katanya, kuletakkan kedua tanganku perlahan ke atas dadaku. Kucari-cari sebentar, dan akhirnya terasalah detak jantungku. Aku pun menunggu instruksi selanjutnya.
"Letakkan dan rasakan detak jantung Anda..!" begitu instruksi beliau, "Jika sudah terasa, sekarang katakan kepada jantung Anda, Berhenti.."


Di tengah-tengah sebuah training yang saya ikuti, sang trainer memberikan arahannya.
"Letakkan kedua tangan kalian di dada kalian masing-masing!" seorang trainer memulai instruksinya.
"Letakkan, trus, dan rapat hingga kalian merasakan detak jantung kalian masing-masing!" lanjut beliau.
Aku pun menuruti kata-katanya, kuletakkan kedua tanganku perlahan ke atas dadaku. Kucari-cari sebentar, dan akhirnya terasalah detak jantungku. Aku pun menunggu instruksi selanjutnya.
"Letakkan dan rasakan detak jantung Anda..!" begitu instruksi beliau, "Jika sudah terasa, sekarang katakan kepada jantung Anda, Berhenti.."


Aku pun agak bingung dengan instruksi tersebut namun tak urung kulakukan juga.
"Katakan, dan perintahkan kepada jantung Anda untuk berhenti!, katakan pada ia untuk berhenti!!"
"Tidak mungkin!!' teriakku dalam hati, "Tidak mungkin bisa!!"
entah, apakah trainer tersebut mendengar apa yang kami rasakan, ia pun melanjutkan kata-katanya..
"Lihatlah.. rasakanlah..!! bahkan jantung kita pun bukan milik kita...!!",
Seketika itu pula, Degg, diri ini kontan tersadar apa maksud dari semua ini.
Ya Rabb,begitu sering diri ini lupa, bahkan jantung, apa yang ada di dalam diri kita ini sekalipun.. bukan milik kita.

padahal begitu sering kita merasa bahwa kita ada diatas segala-galanya.
Seringkali manusia memandang orang lain lebih rendah, lebih buruk, lebih jelek, ataupun pandangan-pandangan yang semacamnya. Sering kali pula manusia merasa sangat berkuasa, seolah-olah hidup dan mati orang lain berada di tangannya, tanpa sadar bahwa hidupnya sendiri sekalipun, atau bahkan tubuh nya sendiri pun, bukanlah miliknya...

Seorang teman bercerita tentang dirinya.Ia seorang mahasiswa di Ilmu komputer. Pernah suatu ketika, ia sedang menyelesaikan sebuah tugas program yang dirasa cukup sulit. Saking sulitnya seolah-olah tak banyak dari teman sekelasnya yang bisa mengerjakan.
Ketika ia benar-benar selesai mengerjakan program tersebut, entah karena gembira atau apa, ia pun langsung ber pekik, "Saya Pintar..!

Kontan teman disebelahnya langsung menepuk teman ini dengan keras. `Pak!!'
Teman yang memukul ini pun berkata, "Kamu jangan sombong, apa yang kamu miliki ini tidak ada apa-apanya..!, ini semata-mata dari Tuhan Kontan teman yang satu ini pun terdiam, ia akan merasa bersalah dan dia akan jadi berubah.

Teman, akankah kita menunggu sebuah pukulan keras dari sang Pencipta untuk menyadarkan kita?
Sungguh, sekali-kali kita tidak akan dibiarkan dengan kesombongan kita.

ibarat seperti sebuah kapal kecil yang mengangkut penumpang yang rendah hati dan tidak mempunyai rasa kesombongan maka bisa mencapai ke lokasi tujuan di bandingkan dengan kapal besar yang penumpangnya memiliki keegoisan dan kesombongan maka tidak bisa mencapai ke lokasi dan akan mengalami musibah di balik kesombongan tersebut.

Memiliki teknologi tercanggih saat itu. Sebuah contoh kesombongan umat manusia dari perkataan pemiliknya,
"Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhan pun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini" Maka di sebuah malam yang dingin, di pelayaran perdananya, kapal ini menabrak sebuah gunung Es.

Kapal besar ini pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya, beserta kesombongan yang dibawanya..
Begitulah ketika sang pencipta ingin menunjukkan kekuasaanNya atas manusia. Untuk menyadarkan bahwa betapa kecil sebenarnya manusia. Betapa lemah dan tak berdaya-nya seorang manusia yang tidak berdosa.

untuk apa arti kesombongan diri meskipun pengalaman lebih menjauh di bandingkan orang yang masih ingin menjalankan yang baru. maka kita harus membuang jauh kesombongan dari dalam diri kita maka kita baru bisa merasakan kenikmatan hidup itu indah tanpa ada rasa kesombongan.
Previous
Next Post »
0 Komentar