Kisah Melda yang Masih Perawan

Kisah Melda yang Masih Perawan

( Part 1 )



Kisah Melda ini menceritakan bahwa Melda ketika masuk SMA Melda mengalami Pecah Perawan bersama pacarnya pada saat pacaran 1 bulan, dan Melda ini ingin menyuruh Cowoknya Menikah bersama Melda. Namun, cowoknya tidak ingin menikah dengan Melda begitu cepat, karena Melda belum selesai sekolah. Maka Melda pun akhirnya membenci dengan Cowoknya bahwa pasangannya tidak ingin Menikahi Melda dengan cepat.

Pada suatu hari, melda lulus dari SD, Melda sudah masuk ke tingkat SMP. Banyak Cowok yang menyukai dengan Melda karena mereka semua melihat tubuh Melda yang sangat bagus, seksi, dan montok. Para Cowok yang lain ingin menikmati tubuh Melda namun mereka semua gagal merayu Melda, maka Melda pun sudah curiga ketika baru pertama masuk sekolah banyak cowok yang melihat Melda dengan mata yang tajam, dan selalu menyebutkan namaku di mulut mereka. Aku tetap mencuekkan mereka.


Waktu pertama masuk sekolah, Melda menemukan Cowok yang ganteng, pintar, dan pikiran yang sangat dewasa, maka Melda juga terus kepikiran dengan Cowok ini yang 1 kelas bersama Melda. Maka cowok ini juga murid baru yang baru pindah dari sekolah tempat lain, karena alasan pindah sekolah di sini bahwa sangat mendekati dengan rumahnya dan tidak terjadi keterlambatan, sebelum cowok ini pindah sekolah kemari, cowok ini sering dtang dengan terlambat dan sering di hokum, maka orang tua cowok ini untuk pindah sekolah yang terdekat.

Maka kita murid baru yang belum pernah di sekolah sini, kita akan di suruh maju ke depan kelas untuk perkenalkan diri 1 per 1 untuk mengetahui namanya, dan tinggal dimana, maka Cowok ini pertama kali ke depan kelas, maka dia menyebutkan nama Sandy, dia tinggal di belakang dari 2 gg sekolah ini, maka Melda sudah mengetahui namanya bahwa Cowok itu bernama Sandy, dan Melda juga di suruh oleh guru berdiri di depan kelas  untuk menyebutkan nama, dan tempat tinggal Melda ini, maka Melda pun menyebutkan namanya Melda di depan teman sekelas lainnya, dan Melda tinggal rumah dari beberapa rumah saja dari sekolah ini.

Singakt cerita, akhirnya mereka sudah mengetahui 1 sama lain dan masing” nama teman sekelas mereka, namun, Melda tidak ingin peduli dengan teman yang lainnya, hanya Melda focus dengan yang namanya Sandy ini. Melda masih belum mengetahui sifat dan kepribadian dari Sandy, dan Sandy ini adalah cowok yang paling genit dan Sandy di pindahkan ke sekolah karena bukan alasan jauh dari tempat rumahnya, namun Sandy sering cabut sekolah dan permainkan tubuh wanita di sekolah Sandy kemarin. Makanya Sandy di pindah sekolah kemari karena orang tua mengetahui bahwa Sekolah ini adalah sekolah yang paling ketat dengan peraturan, dan tingkat pendidikan juga jauh lebih tinggi di banding sekolah sebelumnya.

Maka Melda juga pun berpindah duduk di samping Sandy ini, dan berkenalan melalui salaman pegang tangan. Setelah salaman dan berkenalan, mata Sandy juga melihat tubuh Melda dan bokong Melda, dalam pikiran Sandy bahwa Melda sepertinya masih gadis perawan, dan sepertinya Melda bisa di ajak untuk bercinta dengan saya di sebuah gubuk kosong atau rumah Sandy. Maka Sandy pun bertanya kepada Melda : Melda, kamu orang mana sebelumnya pindah kemari?, maka Melda juga menjawab kata Sandy, “ aku dulu tinggal di bekasi San, dan aku dengan orang tua ku pindah di kota Indonesia ini San untuk mencari sekolah yang pengetahuan tinggi.

Maka Sandy sepertinya tertarik dengan tubuh Melda ini. Namun, perasaan Melda tidak enak karena Sandy dari tadi melihat tubuhku saja yang seksi ini, dan Melda juga memanggil Sandy, dan Sandy pun tidak mendengar Melda memanggilnya. Kondisi Sandy sekarang lagi melamun dan berpikir negative kepada tubuh Melda ini. Dan Sandy pun merasa kaget kalau Melda menepuk bahunya dan Sandy juga tidak mendengarkan ucapan dari Melda tadi, karena Sandy asyik melihat tubuh Melda, bokong Melda. Maka Melda bertanya kepada Sandy kalau dari tadi saya berbicara kepada kamu, mata kamu kok asyik lirik tubuh Melda saja. Memangnya tubuh aku ada apa sich San?


Kisah ini akan di lanjutkan pada bagian :

 ( Part 2 )


Previous
Next Post »
0 Komentar