Kisah Sinta
Kehilangan Fika Sahabatnya Akibat Kecelakaan
( Part 4 )
Pada tanggal 25 January, tanggal keberatan Fika beserta
keluar Fika yang menuju ke australia tempat kakaknya Fika untuk merayakan imlek
kebersamaan dalam 1 keluarga dan Sinta pun merasa sedih ketika keberangkatan
Fika menuju bandara, Sinta pun pinta kepada Fika :
Sinta : Fika, kamu pergi berapa lama? Jangan terlalu lama
iya Fika, Sinta kangen sama kamu Fika.
Fika : Sinta saya pergi tidak lama kok Fika, saya cuman
pergi Selma 2 minggu saja Sinta, dan kamu jangan sedih lagi iya Fika. Nanti 1
minggu sekali akan aku kirim surat buat kamu kok Sinta sebagai tanda kabar aku
di sana nanti.
Sinta : oke deh Fika, tapi kamu harus kabarkan aku iya Fika
keadaan kamu di sana nanti Fika.
Fika : iya Sinta, kamu jangan khawatir iya Sinta, akan aku
selalu mengingatkan diri kamu kok Sinta, dan sebelum aku berangkat, aku akan
menitipkan Boneka ini kepada kamu, anggap saja boneka ini seperti diriku Sinta.
Sinta : terima kasih iya Fika, kamu sudah kasih aku boneka
untuk menemaniku selama kamu pergi. Kamu memang sahabat aku yang terbaik untuk
selamanya.
Dalam wajah Sinta memulai mengeluarkan air mata dan Fika pun
juga sedih karena mereka tidak bisa memisahkan tapi Fika harus pergi dengan
keluarganya, namun Sinta hidup sendirian tanpa Fika, akan tetapi Fika
memberikan boneka kepada Sinta untuk menyuruh Sinta juga harus mengingatkan FIka
juga, pinta dari Fika.
Sinta : ketika Sinta melihat keberangkatan Fika dengan
keluarga menuju bandara, Sinta pinta ayahnya untuk membawa Sinta juga pergi ke
bandara, karena Sinta sangat tidak setuju Fika pergi dari hidup Sinta.
Ayah Sinta : oke nak, kalau kamu ingin pergi ke bandara
untuk melhat Fika akan bapak antarkan dan bapak juga
Setelah tiba di bandara Fika juga kaget klau Sinta juga
mengikuti Fika sampai di bandara, namun Fika juga sebenarnya tidak bisa tinggal
Sinta sendirian, namun Fika tetap harus pergi mungkin ini jumpa terakhir di
bandara sebelum berangkat, tiba – tiba Sinta memeluk diriku tanpa basa basi dan
Sinta sedih melihat saya pergi jauh darinya.
Fika : Sinta, kamu jangan sedih lagi iya, aku tidak akan
meninggalkan dirimu kok Sinta, aku dengan keluarga aku cuman hanya merayakan
imlek saja SInta, jadi aku harap kamu bisa relakan Fika pergi dengan keluarga
Fika iya Sinta.
sInta : iya Fika tapi Sinta tidak bisa kehilangan dirimu
Fika, kita sudah sebagai sahabat Fika, jadi kalau kamu pergi aku merasa
kesepian dan sendirian Fika.
Fika : iya SInta, Fika juga tak rela meninggalkan dirimu di sini, tapi aku sudah
memberikan boneka kepada dirimu untuk membuat dirimu tidak kesepian SInta,
anggap saja boneka itu diriku SInta.
Sinta : iya FIka, tapi kalau kamu pergi 2 minggu saja, akan
relakan kamu pergi dengan keluargamu, jika kamu sudah balik kembali, akan aku
menunggu mu di sini iya Fika, pinta dari SInta.
Fika : iya SInta, aku pergi hanya 2 minggu saja kok SInta,
jadi kamu tidak perlu khawatir iya SInta, aku tak akan melupakan diri mu kok
Sinta, kamu memang sahabt yang terbaik buat aku.
Pesawat pun sudah mau berangkat, Fika denan keluarga Fika
harus segera menuju ke pesawat agar tidak ketinggalan pesawat. Harus Sinta
relakan kepergian Fika, dan kamu harus bersabar Sinta, pinta dari Ayah Sinta.
Sinta sangat sedih melihat sahabatnya pergi.
Ke – esokan harinya, Sinta bangun tidur Sinta selalu
menyebutkan nama Fika, dan bahkan mau tidur juga sambil menyebut FIka, orang
tua Sinta melihat Sinta bahwa Dia sangat menyayangi Fika, akan tetapi kita
harus membuat anak kita tidak sedih lagi, ujar dari orang tua. Ibu Sinta ini
mengajak Sinta pergi ke mall buat belanja Sinta sepuasnya, agar Sinta tidak
sedih lagi. Namun, Sinta tetap menolak dan SInta hanya berpikir Fika selalu,
dan Sinta hanya ingin Fika balik lagi untuk bersamanya.
dalam 1 minggu kemudian Fika mengirimkan surat kepada Sinta,
kalau Fika di sana baik – baik saja, jadi kamu tidak perlu cemaskan kepada Fika
iya, ujar dari Fika. Dan Fika ingin kamu jaga kesehatan dirimu, dan jangan
sedih lagi iya, kalau Fika sudah balik Fika memberikan hadiah buat kamu Sinta. Namun,
setelah Sinta sudh membaca surat yang di berikan oleh Fika, maka Sinta pun
mulai tidak sedih lagi, dan Sinta akhirnya juga mulai nafsu makan karena ada
kabar dari Fika.
Awalnya Sinta kira Fika sudah melupakan Sinta di sini, namun
Fika juga mengirim surat kepada saya, dan akan bertahan menunggu dirimu dalam 1
minggu lagi, dan akan aku rayakan kehadiran kembali untuk Fika. Pinta dalam
hati SInta. Dan menjelang 1 minggu kemudian, Fika menuju bandara untuk kembali
ke rumahnya, dan Sinta segera menuju ke bandara bersama ayahnya Sinta untuk
menghadiri Fika ini.
Pesawat yang menuju ke bandara Indonesia juga sudah terbang,
dan di tengah jalan pesawat kehilangan kendali, para keluarga Fika saling
berdoa, dan tidak terjadi hal apa – apa kepada keluarga Fika. Tak lama kemudian
pesawat yang di naiki Fika ini akhirnya terjadi kecelakaan di laut, dan tidak
ada korban yang selamat dari kecelakaan pesawat tersebut. Selang beberapa jam
kemudian, SInta memikirkan bahwa perasaan jam segini Fika sudah harus sampai di
sini, tapi kok belum Nampak Fika iya, ujar dari Sinta.
Lalu Sinta ingin menuju toilet, dan ayahnya menunggu sinta
di depan toilet, saat Sinta masuk ke toilet ada berita di tv bandara bahwa ada
pesawat yang jatuh dari bandara Australia menuju Indonesia. Jadi perasaan bapak
Sinta berdoa semoga kalau pesawat itu bukan di duduki oleh para keluarga FIka. Dan
ternyata memang pesawat itu yang di duduki Fika dengan keluarganya setelah para
relawan video ke berita dan saat Sinta keluar dari toilet, bapak SInta
mengarahkan perhatian Sinta agar tidak mengetahui kecelakaan pesawat dari FIka.
Bapak Sinta : nak, yuk temani bapak pergi makan dulu yuk
sambil menunggu Fika, ujar dari Bapaknya.
Sinta : ywudah yuk pak. Tapi memang benar kan hari ini Fika
pulang kan yah?
Bapak Sinta : seharusnya hari ini pulang nak, tapi ayah juga
kurang tahu nak, mending kita duduk di sana yuk nak makan dulu agar kamu tidak
sakit nak.
Sinta : ywudah yah, Sinta juga merasa lapar yah.
Setelah beberapa jam kemudian Sinta menunggu sampai merasa
lelah dan Sinta akhirnya meminta pulang ke rumah untuk istirahat, ujar Sinta
kepada Ayahnya.
Bapak Sinta : ywudah nak, kita menunggu Fika di rumahnya aja
iya Sinta.
Pada saat di rumah, Ayahnya lansung jelasin semua yang
sebenarnya bahwa Fika dengan keluarganya yang naiki pesawat pulang menuju ke Indonesia
itu pesawatnya kecelakaan nak, jadi ayah, dan ibu ingin kamu harus sabar iya
nak, dan harus relakan kehilangan Fika untuk selamanya.
Sinta : tidak mungkin yah, Fika kan anak yang baik, soleh
yah jadi tak mungkin dia kecelakaan yah.
Bapak SInta : bapak akan buka tv dan melihat di berita,
bahwa berita ada mengungkapkan peristiwa kecelakaan di perlairan yang menuju ke
Indonesia. Sinta pun merasa sangat sedih, dan beberapa menit kemudian Sinta
juga pun pingsan. SInta pun segera di bawa ke kamar untuk kasih istirahat. Di sinilah
Sinta kehilangan sahabat sejatinya yang begitu baik kepada Sinta namun sekarang
Sinta sudah tidak ada punya Sahabat lagi yang sebaik Fika ini kepadanya.
~ The End ~
0 Komentar