Kisah Menyentuh Hati Maafkan Aku Ayah
Berikut ini sebuah cerita tentang seorang anak gadis yang tidak suka pada ayahnya. Mereka hanya hidup berdua. Dari kecil Ibu telah meniggal saat ia di lahirkan. Dan ayahnya tidak pernah kawin setelah kematian ibunya. Disuatu kampung yang jauh terletak di pedalaman desa, hidup Seorang ayah dan seorang putrinya. Ayahnya adalah seorang petani dengan penampilan yang biasa saja. Lusuh dan kumal sudah melekat pada jati diri seorang petani yang tiap hari hanya bergelut dengan cangkul, sawah, kebun dan matahari
Berikut ini sebuah cerita tentang seorang anak gadis yang tidak jsuka pada ayahnya. Mereka hanya hidup berdua. Dari kecil Ibu telah meniggal saat ia di lahirkan. Dan ayahnya tidak pernah kawin setelah kematian ibunya. Disuatu kampung yang jauh terletak di pedalaman sulawesi, hidup Seorang ayah dan seorang putrinya. Ayahnya adalah seorang petani dengan penampilan yang biasa saja. Lusuh dan kumal sudah melekat pada jati diri seorang petani yang tiap hari hanya bergelut dengan cangkul, sawah, kebun dan matahari.
Semenjak kecil, anaknya yang merupakan anak tunggal itu selalu ia manjakan. Apaun yang di minta selalu di beri. Tanpa rasa mengeluh sama sekali. Hari-hari masa kecil itu mereka lalui dengan gembira dan canda tawa. Di iringi suara indah burung kenari di pagi hari dan tiupan segar angin sepoi-sepoi yang belum terjamah limbah dan asap kendaraan. Semua di lalui dengan penuh gembira, hingga putrinya tumbuh besar dan dewasa. Sang ayah pun semakin bertambah tua dan tak lagi seperti dulu kuat dan bekerja. Memasuki usia SMP, putri kecilnya hidup terpisah, karena di kampung tak ada sekolah setingkat SMP. Mereka hanya bertemu ketika ada waktu libur sekolah atau kadang sang ayah berkunjung ke tempat tinggal putrinya. Sampai memasuki masa SMA terus seperti itu.
Putri kecilnya yang hidup terpisah kini mulai berubah. Masuk SMA karena ia termasuk pintar, ia di tempatkan pada sekolah unggulan di kota kecilnya. Prestasinya semakin baik dan meningkat, kini putri nya menjadi primadona di sekolah unggulan itu. Ketenaran mulai ia miliki dan sifat populer telah merubahnya. Sang ayah masih terus menjenguk putri kecilnya dulu, walau kini wajah dan kulitnya sudah mulai keriput. Ketika ayahnya berkunjung, ternyata putri kecilnya belum pulang dan masih di sekolah, dan sang ayah pun menuju sekolah untuk melihat sehebat apa sekolah putrinya yang tak tak pernah ia rasakan bersekolah. Sampai di sekolah di temuinya satpam yang mempersilahkan masuk. Ia melihat putri kecilnya sedang berkumpul bersama teman-temannya. Ayah pun menghampirinya dengan penuh bahagia.
Ketika jaraknya cukup dekat, ai menyapa putrinya. Sontak putrinya kaget melihat ayahnya. Penampilan lusuh dan kumuh seorang petani hadir di antara para siswi yang berpakaian modis dan trendi. Putrinya berdiri, lalu menariknya jauh dari teman-temannya. Ia kemudian menanyakan kenapa bapaknya datang kesekolah. Teman-temannya pun datang menghampiri dan menanyakan siapa orang tua yang lusuh dan kumuh itu. Putri kecilnya merasa malu melihat penampilan ayahnya lalu pergi berlari meninggalkan tempat mereka.
Ayahnya merasa menyesal telah mempermalukan putrinya, ia berkata dalam hati tak seharusnya ia datang memperlihatkan dirinya yang membuat putri kecilnya malu. Tetapi hal itu telah membuat putri kecilnya berubah dan mulai menghindari ayahnya. Saat penamatan, putri kecilnya terpilih sebagai Juara terbaik dan mendapatkan beasiswa melanjutkan ke perguruan tinggi. Ayahnya di undang untuk menerima beasiswa tersebut. Ayahnya dengan penuh gembira akhirnya bersiap untuk berangkat ke sekolahnya. Tetapi ia ingin tampil terbaik, tidak kumal seperti dulu.
Ia mencari pakaian yang paling bersih yang ia miliki. Yah .. pakaian saat ia menikah dulu, itulah pakaian yang paling bersih yang ayah punya. Di depan para hadirin, Putrinya berada di atas panggung, kemudian ayahnya di panggil. Melihat penampilan ayahnya ia semakin malu dan semakin jijik. Rasa malunya sudah tidak dapat di bendung lagi, sehingga saat penyerahan Beasiswa, ia lari karena tak sanggup menanggung malu atas penampilan ayahnya. Sang ayah hanya bingung dan berkata dalam hati, mungkin aku salah lagi.
Setelah berada di perguruan tinggi, ternyata beasiswa tidak mampu menutupi biaya pendidikan kedokteran yang ia ambil. Ia mengambil jurusan kedokteran ahli mata. Sang ayah yang ingin melihat anaknya sukses mulai menjual semua apa yang ia miliki. Sawah dan kebuh, hingga pada ahkirnya rumahnya pun ia jual demi kesuksesan putrinya yang tercinta. Dan Putri kecilnya telah berhasil meraih gelar dokter ahli mata dan sangat di kenal di kota kala itu. Sudah memiliki rumah dan kendaraan mewah. Mendengar itu, sang ayah berangkat ke kota, berharap bisa tinggal bersama putri nya yang telah menjadi seorang dokter.
Tetapi, sayang, putri kecilnya menolaknya karena malu dengan teman-teman dokter lainnya. Ia berkata pada ayahnya bisa tinggal di rumahnya tetapi sebagai tukang kebun dan tidak memanggilnya sebagai anak. Sang ayah hanya pasrah dan kembali berkata dalam hati, ini mungkin kesalahan ku yang ketiga kalinya pada putriku.
Hari-hari terus berlalu, sang ayah bekerja seperti budak di rumah putrinya. Putrinya bahkan menganggap ia bukan apa-apa. Suatu hari putrinya mengadakan pesta, ternyata banyak teman yang datang dari kalangan dokter, juga teman dari SMA yang juga menjadi dokter. Salah satu teman putrinya melihat ayahnya sedang menata sepatu dan sendal tamu di depan rumah agar tidak tertukar. Lalu teman putrinya bertanya, bukankah itu ayahmu.
Malu kembali dalam hatinya, setelah usai, putri kecilnya memanggil ayahnya, memberi uang dan mengusirnya pergi dari rumah mewahnya. Sang ayah hanya bisa mengeluarkan air mata dan kembali berkata, mungkin aku salah lagi karena menampakkan diri di depan teman-temannya. Ia lalu pergi dan berlalu meninggalkan rumah mewah itu, rumah putrinya, rumah tempat ia bekerja sebagai seorang tukang kebun. Sang ayah kemudian berkelana di jalan, tak tau kemana arah dan terus berjalan. Berharap bertemu sanak saudara, tetapi semua sia-sia. Ia tidur di emperan jalan, di depan toko yang kadang di usir. Kala hujan, kardus menjadi selimut hangat buatnya. Dan tempat sampah restoran adalah tempat ia mencari makan. Namun ia tetap tegar, tak ingin mengemis pada orang lain. Ia kadang lewat depan rumah putrinya untuk melihat buah hati kesayangannya. Dan terus ia lakukan melewati hari-harinya.
Suatu hari, ia berjalan melewati sebuah toko elektronik an menjual televisi. Ia melihat berita yang di tayangkan. Telah terjadi sebuah kecelakaan, korbannya adalah seorang dokter wanita, yang kini telah buta dan itu adalah putrinya. Ia mencari rumah sakit tempat putrinya di rawat dan ia akhirnya bisa sampai kerumah sakit itu walau hanya berjalan kaki. Dalam hatinya berdegug kencang, memohon keselamatan atas putrinya. Sampai di rumah sakit ia di antar satpam melihat putrinya. Benar itu putrinya, terbaring dengan mata terbalut perban.
Kemudian dokter datang dan menceritakan kondisi putrinya yang telah kehilangan penglihatan. Danmalam itu ia bicara banyak pada dokter menandatangani dokumen dan minta untuk di izinkan menemani putrinya.
Esoknya keduanya masuk keruang operasi, dan sang ayah sekali lagi berkorban demi putrinya. Begitu siuman, putrinya membuka mata, dan bersyukur bahwa ia telah melihat dengan sempurna. Ia bertanya pada dokter, siapa yang telah berbaik hati mendonorkan mata kepadanya. Dokter menjawab bahwa dia adalah Ayahmu.
Putri kecilnya lansung kaget, timbul penyesalan berat dalam hatinya, betapa iya telah menyia-nyiakan ayahnya yang rela berkorban segalanya demi dia. Ia lekas berdiri dan mencari ayahnya. Tetapi ayahnya sudah tidak ada di tempat. Ayahnya telah pergi, dan meninggalkan rumah sakit lebih dulu dalam keadaan buta. Seminggu berlalu ia tak kunjung bertemu dengan ayahnya. Hingga pada akhirnya ia mendapat informasi ada seorang yang dulunya bisa melihat tiba-tiba buta. Ia suka mangkal di tong sampah restoran untuk mencari makan.
Mendengar itu putri kecilnya segera menuju kesana, dan benar saja, ia melihat lelaki tua memengang tongkat sedang meraba-raba tempat sampah, sesekali menyuap kedalam mulutnya. Tak tega iya melihatnya, lalu ai berteriak, bapak .... Mendengar itu, sang ayah yang mengenal baik suara putrinya berdiri, mencoba mencari asal suara itu. Lalu suara panggilan itu tersengar lagi. Ia tersenyum kearah suara panggilan itu, meski ia tak melihat, tetapi ia mampu merasakan kehadiran putrinya.
Ia bergegas berdiri, mecoba berjalan ke arah suara itu dengan pasti, ketika 5 langkah, gubrak ...!! Sebuah mobil taksi melindasnya tanpa rasa ampun.
Darahnya berceceran, putri kecilnya dan orang-orang sekitar berlarian menuju ke arah bapak tua itu. Ia terbaring, putrinya langsung memengang dan memangku ayahnya. Maaf aku Bapak .. maafkan aku ...!!!
Ketika jaraknya cukup dekat, ai menyapa putrinya. Sontak putrinya kaget melihat ayahnya. Penampilan lusuh dan kumuh seorang petani hadir di antara para siswi yang berpakaian modis dan trendi. Putrinya berdiri, lalu menariknya jauh dari teman-temannya. Ia kemudian menanyakan kenapa bapaknya datang kesekolah. Teman-temannya pun datang menghampiri dan menanyakan siapa orang tua yang lusuh dan kumuh itu. Putri kecilnya merasa malu melihat penampilan ayahnya lalu pergi berlari meninggalkan tempat mereka.
Ayahnya merasa menyesal telah mempermalukan putrinya, ia berkata dalam hati tak seharusnya ia datang memperlihatkan dirinya yang membuat putri kecilnya malu. Tetapi hal itu telah membuat putri kecilnya berubah dan mulai menghindari ayahnya. Saat penamatan, putri kecilnya terpilih sebagai Juara terbaik dan mendapatkan beasiswa melanjutkan ke perguruan tinggi. Ayahnya di undang untuk menerima beasiswa tersebut. Ayahnya dengan penuh gembira akhirnya bersiap untuk berangkat ke sekolahnya. Tetapi ia ingin tampil terbaik, tidak kumal seperti dulu.
Ia mencari pakaian yang paling bersih yang ia miliki. Yah .. pakaian saat ia menikah dulu, itulah pakaian yang paling bersih yang ayah punya. Di depan para hadirin, Putrinya berada di atas panggung, kemudian ayahnya di panggil. Melihat penampilan ayahnya ia semakin malu dan semakin jijik. Rasa malunya sudah tidak dapat di bendung lagi, sehingga saat penyerahan Beasiswa, ia lari karena tak sanggup menanggung malu atas penampilan ayahnya. Sang ayah hanya bingung dan berkata dalam hati, mungkin aku salah lagi.
Setelah berada di perguruan tinggi, ternyata beasiswa tidak mampu menutupi biaya pendidikan kedokteran yang ia ambil. Ia mengambil jurusan kedokteran ahli mata. Sang ayah yang ingin melihat anaknya sukses mulai menjual semua apa yang ia miliki. Sawah dan kebuh, hingga pada ahkirnya rumahnya pun ia jual demi kesuksesan putrinya yang tercinta. Dan Putri kecilnya telah berhasil meraih gelar dokter ahli mata dan sangat di kenal di kota kala itu. Sudah memiliki rumah dan kendaraan mewah. Mendengar itu, sang ayah berangkat ke kota, berharap bisa tinggal bersama putri nya yang telah menjadi seorang dokter.
Tetapi, sayang, putri kecilnya menolaknya karena malu dengan teman-teman dokter lainnya. Ia berkata pada ayahnya bisa tinggal di rumahnya tetapi sebagai tukang kebun dan tidak memanggilnya sebagai anak. Sang ayah hanya pasrah dan kembali berkata dalam hati, ini mungkin kesalahan ku yang ketiga kalinya pada putriku.
Hari-hari terus berlalu, sang ayah bekerja seperti budak di rumah putrinya. Putrinya bahkan menganggap ia bukan apa-apa. Suatu hari putrinya mengadakan pesta, ternyata banyak teman yang datang dari kalangan dokter, juga teman dari SMA yang juga menjadi dokter. Salah satu teman putrinya melihat ayahnya sedang menata sepatu dan sendal tamu di depan rumah agar tidak tertukar. Lalu teman putrinya bertanya, bukankah itu ayahmu.
Malu kembali dalam hatinya, setelah usai, putri kecilnya memanggil ayahnya, memberi uang dan mengusirnya pergi dari rumah mewahnya. Sang ayah hanya bisa mengeluarkan air mata dan kembali berkata, mungkin aku salah lagi karena menampakkan diri di depan teman-temannya. Ia lalu pergi dan berlalu meninggalkan rumah mewah itu, rumah putrinya, rumah tempat ia bekerja sebagai seorang tukang kebun. Sang ayah kemudian berkelana di jalan, tak tau kemana arah dan terus berjalan. Berharap bertemu sanak saudara, tetapi semua sia-sia. Ia tidur di emperan jalan, di depan toko yang kadang di usir. Kala hujan, kardus menjadi selimut hangat buatnya. Dan tempat sampah restoran adalah tempat ia mencari makan. Namun ia tetap tegar, tak ingin mengemis pada orang lain. Ia kadang lewat depan rumah putrinya untuk melihat buah hati kesayangannya. Dan terus ia lakukan melewati hari-harinya.
Suatu hari, ia berjalan melewati sebuah toko elektronik an menjual televisi. Ia melihat berita yang di tayangkan. Telah terjadi sebuah kecelakaan, korbannya adalah seorang dokter wanita, yang kini telah buta dan itu adalah putrinya. Ia mencari rumah sakit tempat putrinya di rawat dan ia akhirnya bisa sampai kerumah sakit itu walau hanya berjalan kaki. Dalam hatinya berdegug kencang, memohon keselamatan atas putrinya. Sampai di rumah sakit ia di antar satpam melihat putrinya. Benar itu putrinya, terbaring dengan mata terbalut perban.
Kemudian dokter datang dan menceritakan kondisi putrinya yang telah kehilangan penglihatan. Danmalam itu ia bicara banyak pada dokter menandatangani dokumen dan minta untuk di izinkan menemani putrinya.
Esoknya keduanya masuk keruang operasi, dan sang ayah sekali lagi berkorban demi putrinya. Begitu siuman, putrinya membuka mata, dan bersyukur bahwa ia telah melihat dengan sempurna. Ia bertanya pada dokter, siapa yang telah berbaik hati mendonorkan mata kepadanya. Dokter menjawab bahwa dia adalah Ayahmu.
Putri kecilnya lansung kaget, timbul penyesalan berat dalam hatinya, betapa iya telah menyia-nyiakan ayahnya yang rela berkorban segalanya demi dia. Ia lekas berdiri dan mencari ayahnya. Tetapi ayahnya sudah tidak ada di tempat. Ayahnya telah pergi, dan meninggalkan rumah sakit lebih dulu dalam keadaan buta. Seminggu berlalu ia tak kunjung bertemu dengan ayahnya. Hingga pada akhirnya ia mendapat informasi ada seorang yang dulunya bisa melihat tiba-tiba buta. Ia suka mangkal di tong sampah restoran untuk mencari makan.
Mendengar itu putri kecilnya segera menuju kesana, dan benar saja, ia melihat lelaki tua memengang tongkat sedang meraba-raba tempat sampah, sesekali menyuap kedalam mulutnya. Tak tega iya melihatnya, lalu ai berteriak, bapak .... Mendengar itu, sang ayah yang mengenal baik suara putrinya berdiri, mencoba mencari asal suara itu. Lalu suara panggilan itu tersengar lagi. Ia tersenyum kearah suara panggilan itu, meski ia tak melihat, tetapi ia mampu merasakan kehadiran putrinya.
Ia bergegas berdiri, mecoba berjalan ke arah suara itu dengan pasti, ketika 5 langkah, gubrak ...!! Sebuah mobil taksi melindasnya tanpa rasa ampun.
Darahnya berceceran, putri kecilnya dan orang-orang sekitar berlarian menuju ke arah bapak tua itu. Ia terbaring, putrinya langsung memengang dan memangku ayahnya. Maaf aku Bapak .. maafkan aku ...!!!
Teriak histeris putrinya, bapaknya dalam keadaan yang penuh kesakitan menjawab, seharunya bapak yang minta maaf telah membuat mu malu, lalu itulah nafas terakhir sang ayah yang ia hembuskan. Dan putri kecilnya hanya bisa meratapi penyesalan dalam dirinya bahwa bapak ini bapak kandungnya.
0 Komentar