Kisah Tuan Putri Bersama Ikan Mas

Kisah Tuan Putri Bersama Ikan Mas

( Part 4 )



Pada saat tuan putri mengangkat ikan menuju rumahnya, ibu putri sudah tidak sabar ingin memakan ikan emas ini Karena sudah merasa kelaparan, dan sebelum ibunya mengangkat ikan emas ini, putri pun sudah sampai di rumah, dan segera memberikan ikan ini kepada ibunya agar segera di goreng. Ketika putri kasih ikan ini kepada ibu, kakak putri marah kepada putri bahwa kamu kenapa lama sekali memancing ikannya ini. Lalu tuan putri pun menjawab kepada kakaknya kalau tadi ikannya susah menangkap kak, jadi putri agak lama memancing ikan kak.

Maka ibunya tuan putri pun segera memasak ikannya yang di bawa oleh putri ini, sedangkan kakaknya pun tidak merasa kasihan kepada adik putrinya, dan kakaknya menyuruh putri mencari uang sebelum makan. Jika putri tidak mendapatkan uang, maka putri tidak boleh makan di dalam rumah ini. Ketika kakak berbiacara kasar kepada putrinya, ikan emas merasakan hati putri sangat gelisah, dan sedih ketika kakaknya putri berkata kasar dan menyiksa putri harus mendapatkan uang bawa pulang ke rumah.


Ikan emas ini akan mengeluarkan ajaib untuk membantu tuan putri ini agar selama perjalanan mencari uang gampang untuk mendapatkan uang yang halal kepada putri. Maka ketika tuan putri keluar dari rumah untuk mencari uang, putri singgah di sebelah rumahnya dan tidak di ketahui oleh kakaknya kalau putri ingin mendapatkan sisip keeping ikan emas 1 bii lagi agar untuk membantu putri tidak mengalami kelaparan.

Ketika putri berdiri tak lama, tiba – tiba di kaki putri ada sekeping sisip emas lagi yang di miliki ikan emas ini, maka sebelum putri menjual kepada took emas, putri sangat berminta maaf sebesar – besarnya karena putri sangat berterima kasih bahwa ikan emas ini merelakan sisipnya hilang 1 per 1 demi tuan putri agar bahagia di kehidupannya. Maka putri pun segera menuju ke tempat took emas dan menjual sisip emas ini. Ketika putri menjual sisip keeping emas kepada took emas ini, pemiliki toko bertanya kepada putri bahwa sisip keeping ikan emas mendaptkan dari mana?

Maka tuan putri pun tidak bisa menjawab kepada pemilik toko emas ini. Maka tuan putri pun pintar bahwa putri mengatakan kepada pemilik toko emas bahwa bapak santai saja akan saya setiap hari membawa sisip ikan emas ini kepada bapak, dan bapak bisa menjual dengan harga 2x lipat bapak. Gimana? Karena bapak kan juga membantu saya untuk membeli sisip emas ini dari saya, maka saya juga membantu bapak untuk mendapatkan uang yang lebih banyak kepada bapak.

Akhirnya pemilik toko emas ini dengan tuan [utri bekerja sama dan saling memberikan keuntungan. Namun, tuan purti agak merasa kerugian, akan tetapi sudah bersyukur kepada bapak ini bahwa sudah mau membeli sisip ikan emas ini padaku. Dan aku pun berjanji kepada pemilik toko emas ini agar rahasia dari kita jangan sampi orang lain mengetahui iya bapak, ujar kepada tuan putri kepada bapakpemilik toko emas ini.

Dan tuan putri pun sudah merasa kelaparan, maka sebelum tuan putri menuju pulang ke rumah, tuan putri singgah ke warung terdekat dengan temilik toko emas ini, maka tuan putri pun segera makan siang karena tidak mau mengalami sakit kepala atau sampai kesakitan. Dan di warung pinggir jalan ini, putri sambil menghitung uang yang hasil dia jual sisip ikan emas ini dan akan di bagi 3 dari hasil jumlah yang dia jual. Tuan putri memulai cerdas dan tidak akan di bohongi atau di perintahkan kepada kakaknya.

Putri pun menyimpan untuk besok hari dan selanjutnya, dan tuan putri pun segera makan dan menuju pulang ke rumah dan putri tidak ingin sampai ikan emas ini di ketahui kepada kakaknya. Ketika smapai di rumah, semua ikan yang putri tangkap di tepi laut tadi taka da sisa lagi sedikit pun buat kepada putri. Untung saja tadi putri sempat makan di pinggir jalan, dan putri pun merasa tidak ingin meminta makan kepada kakaknya dan ibunya, dan putri sudah mengetahui bahwa keluarganya sangat tidak menyukai dengan putri dan mereka hanya mendapatkan makanan dengan hasil kerja sang putri.


Kisah ini akan di lanjutkan pada bagian episode : 

( Part 5 )


Previous
Next Post »
0 Komentar